Pelayanan jasa kepelabuhan abad ke-21 kini, tidak lagi terbatas hanya pada peran tradisionalnya sebagai tempat diselenggarakannya kegiatan bongkar muat kargo, melainkan telah berkembang menjadi titik sentral pembangkit tenaga penggerak pembangunan.
Konsep tradisional perdagangan dari produsen ke konsumen memakai jasa-jasa transportasi dan distribusi yang terbagi atas beberapa institusi perdagangan seperti distributor, wholesale, retailer. Setiap institusi berdiri sendiri dalam arti mengurus transportasi dan distribusi barang untuk diteruskan dari negara penjual sampai ke negara pembeli. Penjual maupun pembeli tidak terlalu peduli atau jarang memikirkan pengangkutan barang sejak dari tempat penjual (pengirim) sampai tiba dengan selamat dan tepat waktu di tempat pembeli (penerima).
Baca Juga : PELABUHAN : PENGERTIAN FUNGSI DAN MANFAAT
Tetapi kini tidak seperti itu lagi. Pengangkutan barang sejak dari tempat hingga tempat pembeli terintegrasi dalam satu jaringan meliputi keseluruhan trayek pengangkutan di udara, darat, dan di laut. Bahkan jaringan tersebut kini dinamakan transport chain mulai ketika pengadaan bahan baku atau setengah jadi, pergudangan proses produksi hingga menjadi finished goods lalu delivery. Dalam rangkaian aktivitas tersebut perhatian para pelaku bisnis hanya terpusat pada unsur biaya (cost) dan efisiensi. Biaya yang dimaksud tidak semata-mata hanya pada biaya pengangkutan (cost of transport) sesuai menurut moda transpor yang digunakan, akan tetapi biaya dalam arti total cost dari transportasi dan distribusi keseluruhan jaringan terintegrasi (integrated transport and distribution chain) dengan pendekatan logistik (logistical approach).
Implikasi dari pendekatan sistem pengangkutan dan distribusi seperti itu, pelabuhan memasuki era baru dengan peran yang baru pula. Pada pendekatan logistical approach, pelabuhan berada dalam posisi luar biasa dan strategis. Beberapa alasan penting yang menempatkan pelabuhan berperan strategis dalam jaringan perdagangan internasional, di antaranya adalah :
1. Pelabuhan berperan menjembatani gap di antara sumber-sumber daya produksi seperti tenaga kerja dan raw/semi-finished material dengan menggunakan transportasi laut dari tempat asal (origin) ke tempat tujuan (destination). Misalnya, di lokasi dekat lingkungan pelabuhan didirikan pabrik perakitan alat-alat berat dan/atau kendaraan yang materialnya diimpor untuk kemudian diekspor melalui pelabuhan, sehingga biaya pengangkutan maupun risiko kerusakan finished goods yang dikeluarkan menjadi rendah.
Gambar : Ilustrasi Kegiatan Pelabuhan (Sumber : www.pexels.com)
2. Pelabuhan sebagai interface terpenting moda transpor darat (truk dan KA) dan moda angkutan laut, memberikan kontribusi sangat signifikan bagi pelaku usaha pengirim/pemilik barang, freight forwarder, pemilik/ keagenan kapal, charter broker kapal, industri manufaktur dan pengemasan, pengusaha angkutan truk/KA, jasa layanan kepabeanan, keimigrasian dan kekarantinaan, marine inspector, industri/bengkel kapal, bank, dan perusahaan asuransi. Dalam hal ini pelabuhan menjadi lingkungan tempat kegiatan berbagai macam bisnis (businesses collection).
3. Pelabuhan sebagai titik kegiatan pemberangkatan dan kedatangan moda transportasi laut. Pengangkutan dengan memakai kapal laut dimulai di pelabuhan dan berakhir di pelabuhan. Sistem tradisional semacam ini, dulu dikenal dengan sistem angkutan Port to Port. Pada era millennium tiga kini tidak hanya angkutan Port to Port melainkan lebih luas menjadi layanan angkutan Door to Door.
Baca Juga : RAGAM INDUSTRI MARITIM
Peran tradisional pelabuhan berupa titik awal dan akhir pelayaran dengan layanan “port to port” mengalami perkembangan melalui pendekatan logistical approach sehingga pelabuhan berperan menjadi titik strategis layanan “door to door” yang menjembatani gap di antara produsen dan konsumen. Gap yang dimaksud disini tidak hanya perairan yang dihubungkan dengan kapal, akan tetapi transportasi multimoda dan intermoda di zona hinterland seperti angkutan truk/trailer, kereta api, dan angkutan di perairan pedalaman dengan memakai tongkang terlibat sebagai subsistem dalam transportasi multimoda dan intermoda itu.
Bagi pengguna jasa, ukuran utama yang dipraktikkan dalam “door to door service” adalah cost dan efficiency pelayanan fasilitas kepelabuhan. Cost yang dimaksud adalah minimum transit cost of goods; sedangkan efisiensi yakni prestasi terbaik pelayanan kepelabuhan dengan metode merencanakan pelayanan sebelum kapal tiba, optimalisasi utilisasi fasilitas, mengilangkan berbagai bentuk bottleneck dan mengendalikan cost hingga ke tingkat minimum.
Editor: - Nurul Khairi, Ruang Maritim Indonesia, 2022.