Perkataan “bahari” berasal dari Bahasa Arab yaitu “el bahari” artinya laut. Kata “bahari” seringkali digunakan pada hal-hal yang berkenaan dengan sejarah atau pemberian semangat, misalnya jaman bahari, jiwa bahari, sementara kata “maritim” seringkali digunakan dalam istilah yang berkenaan dengan segala kegiatan yang berlangsung di atas permukaan laut, misalnya industri dan jasa maritim.
Jika NKRI ingin menjadi kuat, sentosa, sejahtera ia harus “kawin” dengan laut, simbol yang harus dimasukkan kedalam nation building atau nation rebuilding. Bangsa Indonesia harus menyadari bahwa negara ini tidak bisa kuat, sentosa, dan sejahtera bila tidak menguasai samudera, jika bangsa Indonesia tidak kembali menjadi bangsa bahari, bangsa pelaut.
Suatu bangsa bisa menjadi besar bila kepribadiannya disesuaikan dengan alam sekitarnya. Alam Indonesia adalah alam bahari, dan karena itu kualitas kehidupan bangsa Indonesia tergantung kepada sikapnya terhadap masalah masalah bahari atau kelautan. Karena wilayah ketahanan nasional mencakup darat, laut dan udara maka bangsa Indonesia perlu memiliki wawasan dengan ketiga aspek tersebut.
Baca Juga : Historiografi Masyarakat Bahari
Gambar : Ilustrasi Biota Laut Alam Indonesia (sumber : www.pexels.com)
Friedrich Ratzel (1844-1904) Sarjana geografi di Institut Politeknik di Munich yang juga pencetus istilah “lebensrauni” merupakan orang pertama yang membahas secara sistematis tentang geografi politik. Dalam teorinya ia menyatakan bahwa negara adalah organisme ruang (spatial organism) yang tumbuh seperti organisme hidup lainnya. Hal ini diuraikan dalam tulisan-tulisannya tentang “Hukum-hukum Pertumbuhan Teritorial negara” dan “Negara sebagai Organisme Tertanam dalam Tanah”. Bagi Ratzel, ruang merupakan kekuatan politik yang sangat vital. Negara akan mundur apabila konsepsi konsepsi ruangnya juga mundur.
Sir Balford Mackinder (1861-1947), seorang guru besar geografi di University of London. Ia adalah sarjana pertama yang mengemukakan teori geostrategi kontinental. Pandangannya antara lain sebagai berikut : bola dunia adalah suatu kesatuan yang bulat, kesatuan ruang yang sembilan per dua belas bagiannya adalah kesatuan perairan, dua per dua belas bagiannya adalah kesatuan daratan (Eropa, Asia, Afrika) dan satu per dua belas bagian lainnya adalah pulau-pulau. Berdasarkan teori “Pulau Dunia” ini Mackinder membagi dunia menjadi dua ruang besar, yaitu Pulau Dunia (World Island) yang meliputi benua-benua Eropa, Asia, dan Afrika, dan Samudera Dunia (World Ocean), lautan yang mengelilingi Pulau Dunia tadi. Benua Amerika dan Australia hanya sekedar merupakan pulau pulau dalam teorinya. Teorinya juga mempengaruhi jalannya Perang Dunia I dan II karena terbukti kebenarannya.
Tampaknya Indonesia belum merujuk kepada konsep wawasan siapapun, mengingat sistem pembagian ruang tetap menggunakan sistem Hindia-Belanda yang berorientasi kepada darat, padahal “lebensraun” merupakan hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Karena Indonesia sedang berusaha membangun negara maritim, seyogianya sistem pembagian ruang administrasi negara mengacu kepada suatu wawasan yang tepat.
Baca Juga : Pandangan Tentang Wawasan Bahari
Dalam Munasmar I di Jakarta telah ditetapkan penggunaan istilah wawasan bahari untuk menggantikan visi maritim. Dalam seruan sunda kelapa 2001 juga digunakan istilah wawasan bahari. Dimanakah posisi wawasan maritim terhadap pemahaman wawasan bahari dalam konteks proses pembangunan negara maritim ? dalam hal ini pengertian “maritim” dipahami sebagai kegiatan di atas laut, di dalam laut, dan dibawah dasar laut, meskipun dalam Bahasa Inggris terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan hal yang berkenaan dengan laut, ocean policy misalnya.
Pada uraian di atas, telah dipaparkan secara singkat bahwa wawasan bahari Indonesia berkonotasi pada psikologis, misalnya jiwa bahari, sementara istilah ”maritim” berkaitan dengan kegiatan kelompok. Manusia seorang diri tidak dapat melakukan kegiatan kemaritiman. Dengan demikian “bahari” lebih cenderung menunjuk kepada pengertian “laut” sebagai “benda”, jadi lebih bersifat ontologi/hakikat hidup sedangkan “maritim” berkonotasi fungsional. Karena itu, wawasan maritim adalah cara pandang terhadap strategi penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya laut dan daratan yang terkait, strategi sarana penghubung, alat transportasi antar pulau dan kepulauan, strategi penggunaan, pemanfaatan dan pengelolaan suber daya energi dan mineral.
Ditinjau dari geostrategis Indonesia menempati posisi yang penting, karena luas, letak serta tatanan geografinya mempunyai keunggulan komparatif seperti menempati posisi silang yang menghubungkan dua benua, Asia dan Australia serta dua samudera, Indonesia dan Pasifik. Memiliki jumlah penduduk yang banyak serta berada dikawasan Pasifik bagian barat yang sedang berkembang cepat secara ekonomis.
Namun, kondisi posisi silang ini sekaligus membuat posisi Indonesia rentan terhadap ancaman. Seperti pisau bermata dua, NKRI disatu sisi harus memiliki pemahaman yang utuh mengenai prinsip-prinsip negara, kepualauan, dan cara pandang kemaritimannya. Disisi lain ia harus arif dan bijaksana dalam memanfaatkan, menggunakan, menggunakan serta mengelola sumber daya alamnya. Dengan demikian segala kebijakan yang diputuskan dan dilaksanakan tepat sasaran, situasional, dan kontekstual.
Editor: - Nurul Khairi, Ruang Maritim Indonesia, 2022.