INDONESIA MENUJU VISI WORLD CLASS NAVY

Dalam rangka menyusun strategi keamanan nasional memasuki abad 21, kita perlu memeriksa model pembangunan yang terobsesi dengan pertumbuhan yang digunakan selama selama paling tidak 25 tahun masa Orde Baru dan semakin obsesif selama 15 tahun masa reformasi terakhir ini. Keamanan nasional Indonesia yang demokratis akan dipijakkan pada kekuatan sipil di bidang ekonomi, politik dan sosial budaya, sementara kekuatan militer akan bersifat pelengkap dan penunjang pada kekuatan sipil tersebut. Pembukaan UUD 1945 telah jelas mengamanahkan sebuah negara dengan kekuatan cinta damai yang tidak imiliteristik dan invasionis.

 

Dinamika regional dan internasional tentu akan menentukan kinerja keamanan nasional kita. Pergeseran ekonomi ke Asia, telah mengubah peta ekonomi dan keamanan global (Zakaria,2008). Pilihan-pilihan strategi keamanan nasional tentu saja perlu memperhatikan dinamika ini. Namun, perlu segera dicatat bahwa dinamika permainan itu juga akan ditentukan oleh pilihan strategi kita. Pilihan kita seharusnya dipijakkan pada prinsip-prinsip dasar yang dikandung dalam konstitusi, terutama pada pembukaannya. Pilihan itu harus juga ditentukan oleh fitrah Indonesia sebagai negara kepulauan yang bercirikan nusantara.

 

Baca Juga : IMLOW Dukung TNI AL Berantas Ilegal Anchoring Kapal Asing

 

Pilihan menjadi negara dengan kekuatan maritim yang kuat adalah sebuah geosrategic default (Anggono, 2013). Kuat disini harus dimaknai sebagai memadai dan efektif untuk menjaga kepentingan nasional, regional dan global kita tanpa harus menjadi invasionis berkedok pro-democracy liberator. Perhitungan kekuatan dan postur serta arsitekturnya akan ditentukan oleh konfigurasi kepulauan Nusantara, luas wilayah lautnyaserta visi dan misi yang ditetapkan. Adapun skenario internasionalnya apakah peace devindend, G-zero, maka trejektori menuju visi word class navy 2024 yang menuntut kepastian kehadiran personil TNI AL dalam waktu 24 jam di semua titik di wilayah NKRI, akan mensyaratkan sebuah kapasitas rantai pasokan yang sesuai (Widjayanto, 2013).

 

Gambar : KRI Sultan Iskandar Muda 367, Kapal Perang TNI Al Berteknologi Mutakhir (sumber : www.kompas.com)

 

Dalam perspektif rantai pasokan inilah, keamanan nasional akan tetap lebih ditentukan oleh kondisi internal kita di bidang ekonomi, sosial dan budaya serta politik dalam negeri. Kekuatan-kekuatan sipil ini akan tetap menjadi kekuatan inti penyusun kapasitas rantai pasokan yang dapat diandalkan. Kekuatan ini akan menentukan mutu pengalaman berbangsa dan bernegara di semua bidang kehidupan dari kebanyakan warga negara. Hidup sederhana, tidak akan menjadi masalah jika ini dipahami sebagai pilihan strategi pembangunan yang mengutamakan keadilan sosial dan pemeliharaan lingkungan hidup. Kesenjangan berupa kemiskinan relatif dan kerusakan lingkungan adalah resep bagi instabilitas, dan rasa tidak puas yang luas yang memperlemah ketahanan kita menghadapi ancaman keamanan.

 

Baca Juga : Indonesian Sea And Coast Guard

 

Kemananan maritim nasional di abad 21 memerlukan pendekatan baru yang dipijakkan pada pembangunan yang tidak terobsesi dengan pertumbuhan. Ini bisa dicapai dengan menerima penurunan pertumbuhan demi pemerataan dengan memperluas penciptaan lapangan kerja produktif berskala kecil, menengah dan koperasi, serta mempercepat perluasan pembangunan infrastruktur transportasi yang lebih sesuai dengan fitrah negara kepulauan.

 

 

Editor: - Nurul Khairi, Ruang Maritim Indonesia, 2022.