TRANSPORTASI YANG BAIK DEMI KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK

Tidak banyak orang menyadari bahwa kota-kota besar di Indonesia saat ini, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan semakin terjerumus dalam jebakan moda tunggal jalani yang didominasi oleh mobil pribadi dan sepeda motor. Di abad 21 yang ditandai oleh krisis lingkungan hidup ini, pemilihan sistem transportasi yang tepat akan ikut menentukan nasib manusia modern. Dengan pemanasan global yang semakin mengacaukan iklim ini, keterjebakan ini membuat Sistem Logistik Nasional menjadi rawan gangguan. Modernitas baru dengan energi yang rendah akan menjadi  kunci keberlangsungan manusia sebagai spesies paling maju dalam lintasan evolusi.

 

Baca Juga : Jangkar Kapal Dan Apa Saja Jenisnya

 

Layanan angkutan barang dan manusia adalah faktor kunci daya saing ekonomi sebuah wilayah. Untuk angkutan perkotaan, angkutan penumpang yang nyaman, aman, dapat diandalkan, harga terjangkau dan berjangkauan luas akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan multidimensi di kota kota kita. Penyediaan prasarana angkutan yang memadai sebagai ruang merupakan isu layanan publik yang penting. Rancangan prasarana angkutan multimoda yang tepat akan mendorong perkembangan sarana angkutan yang lebih adil bagi berbagai kelompok masyarakat dengan kemampuan yang berbeda beda.

 

Pada saat ini, penyediaan prasarana sebagai isu ruang bagi mobilitas merupakan hal yang belum maksimal dilakukan. Prasarana jaringan rel, sungai dan penyeberangan boleh dikatakan mengalami stagnasi atau bahkan degradasi yang serius. Sungai dan laut sebagai prasarana yang disediakan oleh alam berlimpah tidak terurus dengan baik, sebagian disebabkan karena dianggap tidak memiliki nilai komersil yang tinggi.

 

Gambar : Illustrasi Kapal Pesiar (sumber : www.pexels.com)

 

Layanan angkutan umum pada saat ini berada dalam kondisi kritis dan telah menjadi rem pertumbuhan, dan bahkan kendala bagi pertumbuhan yang berkualitas. Keadaan ini disebabkan kesalahan di dua hirarki kebijakan, yaitu pada kesalahan kebijakan prasarana dan kesalahan kebijakan sarana angkutannya. Kesalahan prasarana ditimbulkan oleh dominasi moda jalan sehingga menelantarkan moda sungai, rel, penyeberangan dan laut. Kesalahan pertama diperburuk kesalahan kedua yaitu oleh dominasi sarana angkutan pribadi.

 

Dalam perspektif game theory, situasi permainan dalam penyediaan layanan transportasi sebagai public goods yang terbatas, telah berlangsung tidak adil sehingga terjadi situasi zero-sum game. Pemenangnya adalah pengendara mobil sebagai free-riders, sementara yang kalah adalah wong cilik : warga tak bermobil, pesepeda, dan pejalan kaki. Para pengendara mobil justru telah menerima subsidi pembangunan jalan non-tol yang dibangun dengan pajak. Jalan tol sebagai “solusi” kemacetan kota, dipihak lain justru tidak bisa diakses oleh warga tak bermobil, padahal jalan tol telah mengambil ruang publik. Sebelumnya, jalan jalan non tol telah diperlebar untuk mengurangi kemacetan, mempermudah pengendara mobil lalu lalang, justru dengan mengambil trotoar bagi pejalan kaki dan pesepeda. Jalan tol tengah kota dengan demikian bagi warga kota tak bermobil adalah kerugian dua kali, bak sudah jatuh tertimpa tangga pula.

 

Baca Juga : Teknologi Navigasi Pelayaran Dari Masa Ke Masa

 

Layanan angkutan umum perkotaan merupakan bagian sistemik sistem transportasi regional. Oleh karena itu, layanan ini perlu diintegrasikan dengan angkutan regional yang perlu dikembangkan juga yaitu infrastruktur transportasi umum penumpang dan barang berbasis rel, sungai, dan laut antar kota dengan jaringan yang luas ke simpul simpul produksi pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan yang terhubung hingga ke pelabuhan pelabuhan.

 

Pada akhirnya, kota kota masa depan menghendaki peningkatan people mobility yang berkelanjutan. Ini berati pembangunan sarana pelayanan angkutan umum multimoda yang berjangkauan luas, aman, nyaman, dapat diandalkan, berfrekuensi tinggi dan murah. Solusi ini akan meningkatkan mobilitas penduduk dengan demikian juga produktifitasnya dengan eksternalitas yang minimal, sekaligus meningkatkan modal sosial masyarakat.

 

Editor: - Nurul Khairi, Ruang Maritim Indonesia, 2022.